Generasi Milenial (lahir antara 1981-1996) dan Gen Z (lahir antara 1997-2012) merupakan kelompok konsumen yang memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis saat ini. Mereka dikenal sebagai generasi yang melek digital, memiliki preferensi unik dalam berbelanja, serta mengutamakan nilai dan pengalaman dalam memilih produk atau layanan. Oleh karena itu, bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), menyesuaikan strategi pemasaran agar bisa menjangkau dan menarik perhatian generasi ini adalah langkah yang sangat penting.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan Bagaimana UMKM Bisa Menjangkau Generasi Milenial dan Gen Z.
1. Memanfaatkan Media Sosial Secara Maksimal
Media sosial adalah platform utama yang digunakan oleh generasi Milenial dan Gen Z untuk mencari informasi, menginspirasi gaya hidup, dan berbelanja. Oleh karena itu, UMKM harus aktif dan kreatif dalam menggunakan platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter untuk berinteraksi dengan mereka.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan UMKM:
- Membuat konten visual yang menarik, seperti foto produk berkualitas tinggi, video pendek, dan infografis.
- Menggunakan fitur-fitur interaktif, seperti Instagram Stories, polling, dan live streaming untuk berkomunikasi langsung dengan audiens.
- Menggunakan hashtag yang relevan untuk meningkatkan jangkauan dan keterlibatan.
- Bekerja sama dengan micro-influencer yang memiliki pengaruh kuat di kalangan Milenial dan Gen Z.
Dengan cara ini, UMKM bisa meningkatkan brand awareness dan menarik perhatian generasi muda yang sangat aktif di media sosial.
2. Menawarkan Pengalaman Berbelanja yang Mudah dan Cepat
Generasi Milenial dan Gen Z lebih suka berbelanja secara online dan mengutamakan kemudahan dalam proses pembelian. UMKM harus memastikan bahwa mereka menyediakan:
- Website atau platform e-commerce yang responsif dan mudah digunakan.
- Metode pembayaran digital, seperti e-wallet (GoPay, OVO, Dana), kartu kredit, dan fitur PayLater.
- Layanan customer service yang cepat, baik melalui WhatsApp, chatbot, atau media sosial.
Pengalaman berbelanja yang praktis dan efisien akan membuat mereka lebih nyaman dan cenderung melakukan pembelian berulang.
3. Mengutamakan Nilai dan Keberlanjutan
Generasi ini dikenal lebih sadar akan isu lingkungan, sosial, dan etika bisnis. Mereka cenderung memilih brand yang memiliki nilai yang selaras dengan prinsip mereka. UMKM bisa menarik perhatian mereka dengan:
- Menawarkan produk ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang atau kemasan yang bisa digunakan kembali.
- Mendukung isu sosial, misalnya dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk program amal atau mendukung pemberdayaan masyarakat lokal.
- Menunjukkan transparansi dalam bisnis, seperti memperkenalkan proses produksi dan asal bahan baku melalui media sosial.
Jika UMKM dapat menunjukkan komitmen pada keberlanjutan dan nilai-nilai positif, Milenial dan Gen Z akan lebih cenderung mendukung dan merekomendasikan produk tersebut.
4. Menggunakan Pemasaran Berbasis Cerita (Storytelling)
Generasi ini lebih tertarik pada cerita di balik suatu brand atau produk, bukan hanya sekadar membeli barang. UMKM dapat menggunakan teknik storytelling dalam pemasaran mereka dengan:
- Menceritakan perjalanan bisnis, inspirasi di balik produk, atau tantangan yang dihadapi.
- Membagikan kisah pelanggan yang puas dengan produk mereka.
- Menggunakan media seperti video pendek atau blog untuk menampilkan kisah yang menyentuh dan inspiratif.
Dengan pendekatan storytelling, UMKM bisa membangun hubungan emosional dengan pelanggan dan membuat mereka lebih terhubung dengan brand.
5. Mengadopsi Tren dan Viral Marketing
Milenial dan Gen Z sering mengikuti tren terbaru dan tertarik dengan sesuatu yang sedang viral. UMKM bisa memanfaatkan ini dengan cara:
- Mengikuti tren di media sosial, seperti tantangan TikTok atau meme yang sedang populer.
- Membuat kampanye kreatif yang bisa menarik perhatian dan dibagikan oleh banyak orang.
- Menggunakan strategi FOMO (Fear of Missing Out), misalnya dengan membuat promo terbatas atau edisi spesial.
Dengan mengikuti tren yang sesuai dengan brand mereka, UMKM bisa meningkatkan engagement dan menjangkau lebih banyak audiens.
6. Membangun Komunitas Brand yang Kuat
Milenial dan Gen Z tidak hanya ingin menjadi pelanggan, tetapi juga ingin merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas. UMKM bisa membangun komunitas loyal pelanggan dengan cara:
- Membuat grup eksklusif di media sosial untuk pelanggan setia.
- Mengadakan event atau gathering untuk bertemu langsung dengan pelanggan.
- Memberikan keuntungan khusus bagi anggota komunitas, seperti diskon atau akses ke produk terbaru lebih dulu.
Dengan membangun komunitas yang kuat, pelanggan akan lebih loyal dan terus mendukung brand dalam jangka panjang.
7. Menawarkan Produk yang Unik dan Personal
Generasi ini lebih suka produk yang memiliki nilai keunikan dan personalisasi. UMKM bisa memenuhi kebutuhan ini dengan:
- Menawarkan customized product, seperti pakaian dengan desain khusus atau kemasan yang bisa diberi nama pelanggan.
- Menghadirkan edisi terbatas yang membuat pelanggan merasa spesial.
- Menggunakan teknologi AI atau chatbot untuk memberikan rekomendasi produk berdasarkan preferensi pelanggan.
Semakin unik dan personal sebuah produk, semakin besar kemungkinan produk tersebut menarik perhatian generasi muda.
Kesimpulan
Menjangkau generasi Milenial dan Gen Z memerlukan strategi yang lebih kreatif dan adaptif. UMKM harus mampu memanfaatkan media sosial, menawarkan pengalaman berbelanja yang mudah, menunjukkan nilai keberlanjutan, mengadopsi tren, membangun komunitas, dan menyediakan produk yang unik.
Dengan memahami karakteristik dan preferensi mereka, UMKM bisa lebih efektif dalam menarik perhatian dan membangun pelanggan yang loyal dari kalangan generasi muda. Jika UMKM mampu menyesuaikan diri dengan gaya hidup dan kebiasaan konsumsi Milenial serta Gen Z, bisnis mereka akan lebih mudah berkembang dan bertahan dalam persaingan pasar yang semakin kompetitif.